Lailatul Qadar atau juga biasa disebut malam seribu bulan adalah suatu momen utama yg berlangsung di bln Ramadan. Di malam Lailatul Qadr, malaikat Jibril berbarengan malaikat yang lain turun ke bumi terhadap izin Allah untuk mengatur semua masalah di bumi. Jika kita melaksanakan ibadah di malam Lailatul Qadr, maka beribadah kita bakal dinilai sama dgn beribadah sepanjang seribu bln.
Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al Qadr : 1-5).
Satu diantara pertanyaan yg kerap ditampilkan yaitu kapan Lailatul Qadr itu turun? Bagaimanakah ciri-cirinya? Dibawah ini adalah beberapa tanda datangnya malam Lailatul Qadr:
10 hari terakhir Ramadan
Di hakikatnya tak ada seseorang juga yg tahu dengan cara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadr, satu malam yg diceritakan pada Alquran menjadi ‘malam yg makin baik mulai seribu bulan’. Hadits yg diriwayatkan Abu Dawud, mengatakan bahwasanya Nabi sempat di tanya perihal Lailatul Qadr. Beliau menjawab : “Lailatul Qadr ada pada setiap bulan Ramadan.” (HR Abu Dawud).
Setelah itu Rasulullah SAW berikan sebagian isyarat perihal saat turunnya Lailatul Qadr dgn bersabda : “Carilah Lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir Ramadan.” (Muttafaqun alaihi mulai Aisyah radliallahu anha).
Malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadan
Dari Aisyah radliallahu anha ia berkata : “Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli isterinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari serta Muslim). Pada shahihain dijelaskan, mulai Aisyah radliallahu anha ia berkata : “Bahwasanya Nabi SAW senantiasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadan, sampai Allah mewafatkan beliau.”
Makin spesial sedang, Rasulullah SAW bersabda : “Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan).” (HR Bukhari mulai Aisyah radliallahu anha).
Tak diberitahukannya tgl yg pasti perihal Lailatul Qadr sebenarnya mempunyai sebagian hikmah sendiri, diantaranya untuk berikan motivasi umat supaya selalu istiqomah pada melaksanakan ibadah, berburu rahmat serta ridha Allah, setiap saat serta dimana saja, tiada mesti terpaku di sehari saja. Dapat dipikirkan, apabila Lailatul Qadr itu diberitahukan tgl turunnya dengan cara pasti, maka bisa saja orang cuma bakal mengoptimalkan beribadah di tgl yg disebut, selagi, di tanggal-tanggal selainnya tak mengoptimalkan beribadah.
Siang hari tak panas, malam hari cerah
Pada kitab Mu’jam At Thabari Al Kabir dijelaskan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Pada saat Lailatul Qadr itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.”
Pada hadis kisah Imam Ahmad, serta pada hadis kisah Muslim, diterangkan perihal sinyal tanda datangnya Lailatul Qadr, yaitu : di malam harinya langit terlihat bersih, tak terlihat awan sedikit juga, situasi tenang serta sunyi, tak dingin serta tak panas. Selagi di hari itu matahari bercahaya tak terlampau panas dgn cuaca sangatlah sejuk.
Pasti kita seluruh mengharapkan untuk memperoleh keutamaan Lailatul Qadr. Sama karenanya, sepatutnya kita perbanyak beribadah sepanjang bln Ramadan, seperti yg dianjurkan sama beberapa ulama, salah satunya :
- selalu salat fardhu lima saat berjama’ah,
- senantiasa melakukan salat malam maupun qiyamul lail,
- perbanyak menafsirkan Alquran dengan cara tartil,
- perbanyak istighfar serta dzikir, dan
- perbanyak menafsirkan doa.
Istiqomah & berdoa
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadr, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, “Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). (MERDEKA.com)
اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Bacaan Doa Pada Malam Lailatul Qadar dalam Bahasa Indonesia
ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII
Terjemahan Doa Pada Malam Lailatul Qadar
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha pemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku.”
(HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)
You must be logged in to post a comment.